sumber: bulentinsia.com |
Sebuah kata yang melambangkan
kebebasan dibawah tekanan pembelajaran ataupun kegiatan keorganisasian. Sebuah
kata yang sangat diwaspadai oleh para pejabat bermata duitan. Sebuah kata
yang para siswa anggap sebagai "tuhan". Sebuah kata, gelar, ataupun
status yang akan membawa perubahan. Perubahan yang diinginkan oleh banyak
rakyat Indonesia, perubahan menuju negeri yang bermartabat adil dan luhur
sejahtera mensejahterakan sesama.
Hanya orang-orang pantas yang
berhak untuk menyandang namanya. Apa betul??
Setiap tahun ratusan ribu orang
bersaing untuk mendapatkan status ini, banyak diantaranya yang gagal dan
menghentikan harapan sampai sini. Mereka lebih memilih langsung bekerja
daripada menjadi sebuah agen perubahan.Tapi bagi mereka yang tetap meneruskan
harapan, yakinlah bahwa jaket almameter menantimu dan selalu ingat when
there is a will, there is a way.
Kalaupun tidak diterima, selalu
ada "jalan belakang" yang siap untuk menampung mu. Memang tidak
semuanya menyediakan "jalan belakang" ini, tapi kembali lagi ke
intinya. Kalau kamu hanya mengejar untuk sebuah status ataupun gelar, jelas
cara ini adalah cara yang paling ampuh. Cukup siapkan beberapa rupiah saja,
status mahasiswa sudah ditangan dan gelar sarjana siap digenggam. Beda halnya
jika motivasimu bukan status ataupun gelar, melainkan untuk belajar. Aku akan
salut jika motivasimu masuk perguruan tinggi bukanlah untuk sebuah gelar sarjana
melainkan untuk belajar. Karena jujur motivasiku saat masuk kuliah dulu yaa
cuma cari gelar buat kerja nantinya. Tapi setelah masuk kuliah aku punya
motivasi baru, motivasi yang mendorong ku untuk masuk kuliah setiap senin
sampai jum'at, walaupun waktu kuliahku lebih banyak diisi dengan tidur daripada
mencatat(jangan diikutin ya guys).
Gaada salahnya masuk perguruan
tinggi buat cari gelar sebenarnya. Tapi usahain saat udah masuk jangan jadikan
gelar sebagai tujuan kuliah. Kalau kamu jadikan gelar sebagai tujuan kuliah,
dijamin pasti yang bakal kamu kejar itu adalah nilai, bukan belajarnya. Hal ini
yang terjadi pada semester awal kuliah ku dulu. By the way, kalau kamu
cuma nyari gelar banyak kok institusi yang sudah siap "menjualkan"
gelar kepadamu. Hidup ini sebenarnya mudah, jangan disusahin tapi jangan juga
digampangin.
Yayy dapet almamater!!
Kalo udah masuk perguruan tinggi
biasanya dapet jaket almamater tuh. Warnanya juga beragam, ada yang merah,
kuning, biru, hijau, dan sebagainya. Modelnya juga bermacam-macam, ada yang
model zipper, button, varsity, model jaket akatsuki juga ada. Hal ini
dikarenakan kreatifitas mahasiswa yang tak terbatas, beda dengan quote yang
sering muncul di timeline kita yaitu "Sky is the limit".
Mahasiswa menembus batasan langit dan berkreasi diluar angkasa, sembari
berharap karyanya disaksikan tuhan yang maha pencipta untuk dibalas di akhirat
kelak.
Jaket almamater udah, kartu
tanda mahasiswa udah, terus apa? Yang banyak dilakukan maba-maba sekarang ya
pastinya post dulu dongg di path, snapchat, instagram, facebook, atau buat para
kaskuser sampe buat thread di lounge sekalian bersaing sama abang-abang penjual
parfum.
Bangga boleh pamer juga boleh
asalkan sesuai batas aja, toh kamu masuk kesini juga butuh pengorbanan kan.
Bayangin deh, berapa banyak orang diluar sana yang berkorban spot-nya
diambil karena kamu, banyakkk. Mungkin mereka lebih pantas, mungkin mereka yang
lebih kompeten dalam bidang ini. Pernah kepikir ga kenapa malah kamu yang
masuk, tuhan memang punya rencana tersendiri.
Dulu saat jamanku, para maba
ditanya alasan mereka masuk jurusan ini. Jawaban yang paling umum adalah
"karena panggilan hatiku disini" "karena saya suka
pelajarannya" dari sekian ratus orang yang menjawab seingatku tidak ada
satupun yang menjawab "karena aku kompeten di bidang ini" jadi dimana
orang-orang yang kompeten pada bidang ini? Kemungkinannya ada dua, mereka
ditolak/tak memilih jurusan ini atau mereka sedang menimba ilmu di jurusan ini
sekarang. Waktu yang akan menentukan.
Bebasss...
Setelah resmi mendapat status
sebagai mahasiswa kamu bakal bebas melakukan apa saja, mau jungkir balik balik
depan fakultas, jualan donat sambil muterin tiap kelas, ataupun cuma diem
dirumah sampe jamuran. Gaada yang ngelarang selama tidak mengganggu hak-hak
warga kampus yang lain atau meninggalkan kewajiban. Tapi semuanya tentu ada
konsekuensi masing-masing yang tak perlu dijelaskan disini karena kurasa kalian semua sudah tau.
"Kamu ini maha-siswa, bukan masih-siswa. Cuma kamu
dan tuhan yang punya kata MAHA." Kalau kamu sudah menjadi mahasiswa pasti
sudah tidak asing dengan kalimat diatas. Walaupun kalimat itu tidak sepenuhnya
benar, karena seperti yang kita ketahui kata "Maha" juga dimiliki
serial drama A*TV yang telah di dubbing ke bahasa Indonesia. Bagaimanapun, mahasiswa tetap saja berbeda dengan siswa. Tanggung jawab mahasiswa lebih besar daripada siswa. Seperti yang tersirat dalam esai "Fungsi Mahasiswa" yang biasanya menjadi bahan saat ospek dulu. Bandingkan dengan zaman SD,SMP, ataupun SMA, tidak pernah ada ceritanya kita diberitahu mengenai apa saja fungsi siswa oleh guru kita. Karena memang pada khalayaknya siswa belum berperan penuh dalam kehidupan bermasyarakat. Berbeda dengan mahasiswa, mahasiswa adalah calon-calon pemimpin di masa depan. Apakah itu artinya siswa SD,SMP,SMA bukan calon-calon pemimpin masa depan? Tidak, tapi tidak pernah ada sejarahnya Presiden Indonesia hanya tamatan SMP.
Dengan begitu status mahasiswa merupakan sebuah anugrah sekaligus amanah yang diberikan pada kita. Transisi dari siswa menjadi mahasiswa memang terkadang tidak semudah yang dituliskan. Karena itu diadakanlah masa orientasi yang berguna untuk memfasilitasi para mahasiswa baru mengenai dunia perkuliahan. Lupakanlah gelar siswa yang pernah kau miliki selama 12 tahun itu, karena sekarang saatnya menatap kedepan pada perubahan. Bolehlah sekali-kali menatap kebelakang, karena memang tidak bisa dipungkiri terkadang kenangan itu terasa manis.
Tentu setelah menjadi mahasiswa
kamu harus memilih ingin ngapain. Kupu-kupu? Kura-kura? Kuda-kuda?
Kunang-kunang? Kutu-kutu? Koar-koar? Kamu yang pilih. Pilihlah dengan bijak dan
jangan memilih hanya karena temanmu memilih itu. Karena potensi semuanya punya
tapi bidang belum tentu sama. Anggaplah seperti memilih pilihan di SNMPTN
bedanya kamu tidak akan ditolak oleh pilihan yang kamu pilih. Jadi gaada lagi
yang namanya nangis atau kesel. Kalau ditolak pun keesokan harinya kamu juga
bisa milih lagi pengen apa. Pokoknya dibawa enjoy aja.
Dengan begitu status mahasiswa merupakan sebuah anugrah sekaligus amanah yang diberikan pada kita. Transisi dari siswa menjadi mahasiswa memang terkadang tidak semudah yang dituliskan. Karena itu diadakanlah masa orientasi yang berguna untuk memfasilitasi para mahasiswa baru mengenai dunia perkuliahan. Lupakanlah gelar siswa yang pernah kau miliki selama 12 tahun itu, karena sekarang saatnya menatap kedepan pada perubahan. Bolehlah sekali-kali menatap kebelakang, karena memang tidak bisa dipungkiri terkadang kenangan itu terasa manis.