Saturday 17 October 2015

Mahasiswa, bukan Sekedar Status


http://www.buletinsia.com/wp-content/uploads/2014/02/mahasiswa.jpg
sumber: bulentinsia.com
Mahasiswa, sebuah gelar yang telah banyak diidam-idamkan oleh kalangan remaja SMA. Bahkan tidak sedikit juga anak-anak SD yang menginkannya, karena saat SD aku pun juga menginginkannya. Well, sebenarnya aku menginginkannya karena yang kulihat dari mahasiswa adalah enak-enaknya saja. Pulang kapan aja bisa, jam istirahat bebas leha-leha, pas libur terasa seperti selamanya. Tapi itu dulu...dulu sekali...

Sebuah kata yang melambangkan kebebasan dibawah tekanan pembelajaran ataupun kegiatan keorganisasian. Sebuah kata yang sangat diwaspadai oleh para pejabat bermata duitan.  Sebuah kata yang para siswa anggap sebagai "tuhan". Sebuah kata, gelar, ataupun status yang akan membawa perubahan. Perubahan yang diinginkan oleh banyak rakyat Indonesia, perubahan menuju negeri yang bermartabat adil dan luhur sejahtera mensejahterakan sesama.

Hanya orang-orang pantas yang berhak untuk menyandang namanya. Apa betul?? 

Setiap tahun ratusan ribu orang bersaing untuk mendapatkan status ini, banyak diantaranya yang gagal dan menghentikan harapan sampai sini. Mereka lebih memilih langsung bekerja daripada menjadi sebuah agen perubahan.Tapi bagi mereka yang tetap meneruskan harapan, yakinlah bahwa jaket almameter menantimu dan selalu ingat when there is a will, there is a way.  

Kalaupun tidak diterima, selalu ada "jalan belakang" yang siap untuk menampung mu. Memang tidak semuanya menyediakan "jalan belakang" ini, tapi kembali lagi ke intinya. Kalau kamu hanya mengejar untuk sebuah status ataupun gelar, jelas cara ini adalah cara yang paling ampuh. Cukup siapkan beberapa rupiah saja, status mahasiswa sudah ditangan dan gelar sarjana siap digenggam. Beda halnya jika motivasimu bukan status ataupun gelar, melainkan untuk belajar. Aku akan salut jika motivasimu masuk perguruan tinggi bukanlah untuk sebuah gelar sarjana melainkan untuk belajar. Karena jujur motivasiku saat masuk kuliah dulu yaa cuma cari gelar buat kerja nantinya. Tapi setelah masuk kuliah aku punya motivasi baru, motivasi yang mendorong ku untuk masuk kuliah setiap senin sampai jum'at, walaupun waktu kuliahku lebih banyak diisi dengan tidur daripada mencatat(jangan diikutin ya guys). 

Gaada salahnya masuk perguruan tinggi buat cari gelar sebenarnya. Tapi usahain saat udah masuk jangan jadikan gelar sebagai tujuan kuliah. Kalau kamu jadikan gelar sebagai tujuan kuliah, dijamin pasti yang bakal kamu kejar itu adalah nilai, bukan belajarnya. Hal ini yang terjadi pada semester awal kuliah ku dulu. By the way, kalau kamu cuma nyari gelar banyak kok institusi yang sudah siap "menjualkan" gelar kepadamu. Hidup ini sebenarnya mudah, jangan disusahin tapi jangan juga digampangin.

Yayy dapet almamater!!

Kalo udah masuk perguruan tinggi biasanya dapet jaket almamater tuh. Warnanya juga beragam, ada yang merah, kuning, biru, hijau, dan sebagainya. Modelnya juga bermacam-macam, ada yang model zipper, button, varsity, model jaket akatsuki juga ada. Hal ini dikarenakan kreatifitas mahasiswa yang tak terbatas, beda dengan quote yang sering muncul di timeline kita yaitu "Sky is the limit". Mahasiswa menembus batasan langit dan berkreasi diluar angkasa, sembari berharap karyanya disaksikan tuhan yang maha pencipta untuk dibalas di akhirat kelak.

Jaket almamater udah, kartu tanda mahasiswa udah, terus apa? Yang banyak dilakukan maba-maba sekarang ya pastinya post dulu dongg di path, snapchat, instagram, facebook, atau buat para kaskuser sampe buat thread di lounge sekalian bersaing sama abang-abang penjual parfum. 

Bangga boleh pamer juga boleh asalkan sesuai batas aja, toh kamu masuk kesini juga butuh pengorbanan kan. Bayangin deh, berapa banyak orang diluar sana yang berkorban spot-nya diambil karena kamu, banyakkk. Mungkin mereka lebih pantas, mungkin mereka yang lebih kompeten dalam bidang ini. Pernah kepikir ga kenapa malah kamu yang masuk, tuhan memang punya rencana tersendiri. 

Dulu saat jamanku, para maba ditanya alasan mereka masuk jurusan ini. Jawaban yang paling umum adalah "karena panggilan hatiku disini" "karena saya suka pelajarannya" dari sekian ratus orang yang menjawab seingatku tidak ada satupun yang menjawab "karena aku kompeten di bidang ini" jadi dimana orang-orang yang kompeten pada bidang ini? Kemungkinannya ada dua, mereka ditolak/tak memilih jurusan ini atau mereka sedang menimba ilmu di jurusan ini sekarang. Waktu yang akan menentukan.

Bebasss...

Setelah resmi mendapat status sebagai mahasiswa kamu bakal bebas melakukan apa saja, mau jungkir balik balik depan fakultas, jualan donat sambil muterin tiap kelas, ataupun cuma diem dirumah sampe jamuran. Gaada yang ngelarang selama tidak mengganggu hak-hak warga kampus yang lain atau meninggalkan kewajiban. Tapi semuanya tentu ada konsekuensi masing-masing yang tak perlu dijelaskan disini karena kurasa kalian semua sudah tau.

Tentu setelah menjadi mahasiswa kamu harus memilih ingin ngapain. Kupu-kupu? Kura-kura? Kuda-kuda? Kunang-kunang? Kutu-kutu? Koar-koar? Kamu yang pilih. Pilihlah dengan bijak dan jangan memilih hanya karena temanmu memilih itu. Karena potensi semuanya punya tapi bidang belum tentu sama. Anggaplah seperti memilih pilihan di SNMPTN bedanya kamu tidak akan ditolak oleh pilihan yang kamu pilih. Jadi gaada lagi yang namanya nangis atau kesel. Kalau ditolak pun keesokan harinya kamu juga bisa milih lagi pengen apa. Pokoknya dibawa enjoy aja.

"Kamu ini maha-siswa, bukan masih-siswa. Cuma kamu dan tuhan yang punya kata MAHA." Kalau kamu sudah menjadi mahasiswa pasti sudah tidak asing dengan kalimat diatas. Walaupun kalimat itu tidak sepenuhnya benar, karena seperti yang kita ketahui kata "Maha" juga dimiliki serial drama A*TV yang telah di dubbing ke bahasa Indonesia. Bagaimanapun, mahasiswa tetap saja berbeda dengan siswa. Tanggung jawab mahasiswa lebih besar daripada siswa. Seperti yang tersirat dalam esai "Fungsi Mahasiswa" yang biasanya menjadi bahan saat ospek dulu. Bandingkan dengan zaman SD,SMP, ataupun SMA, tidak pernah ada ceritanya kita diberitahu mengenai apa saja fungsi siswa oleh guru kita. Karena memang pada khalayaknya siswa belum berperan penuh dalam kehidupan bermasyarakat. Berbeda dengan mahasiswa, mahasiswa adalah calon-calon pemimpin di masa depan. Apakah itu artinya siswa SD,SMP,SMA bukan calon-calon pemimpin masa depan? Tidak, tapi tidak pernah ada sejarahnya Presiden Indonesia hanya tamatan SMP.

Dengan begitu status mahasiswa merupakan sebuah anugrah sekaligus amanah yang diberikan pada kita. Transisi dari siswa menjadi mahasiswa memang terkadang tidak semudah yang dituliskan. Karena itu diadakanlah masa orientasi yang berguna untuk memfasilitasi para mahasiswa baru mengenai dunia perkuliahan. Lupakanlah gelar siswa yang pernah kau miliki selama 12 tahun itu, karena sekarang saatnya menatap kedepan pada perubahan. Bolehlah sekali-kali menatap kebelakang, karena memang tidak bisa dipungkiri terkadang kenangan itu terasa manis.